Rabu, 20 Januari 2010

oran Tempo, Minggu 16 Juni 2002

NGOPI SERASA DI TANAH TORAJA

Ngopi sembari ngerumpi di tempat nongkrong yang enak, memang pasangan yang tidak bisa dipisahkan. Oleh sebab itu butik ini kerap dijadikan ajang nongkrong menghabiskan waktu.

Kalau mendengan kata boutique, kita biasanya langsung teringat pada soal mode. Maklum butik menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia artinya toko tempat menjual pakaian dan perlengkapannya. Tapi, kalau masuk ke butik yang satu ini jangan harap bakal menemukan sepotong pakaian, bahkan secuil saputangan. Soalnya, Tator Coffee Boutique hanya menyediakan minuman kopi dan teman-temannya.

Sesuai dengan namanya, Tator yang merupakan kependekan dari Tanah Toraja, memang mengandalkan kopi asal Tator yang kenikmatannya sudah sampai ke mancanegara.

Menurut manager yang membawahi Tator, ada beragam kopi yang dikenal, seperti kopi dari Aceh, Medan, dan Lampung. Tapi, kopi Torajalah, katanya, yang paling digemari. “Rata-rata kopi yang dijual sebagai souvenir di mana-mana itu adalah kopi Toraja”, ujarnya.

Selain ingin menyuguhkan kenikmatan kopi asal Tator, butik ini juga ingin membawa suasana Tator yang asri ke Jakarta. Tak heran jika pemilik tempat ini membawa Tongkonan, rumah adat Tator, ke kawasan Plaza Senayan Jakarta tempat butik ini berada.

Tongkonan keci-kecilan yang terbuat dari paduan kayu dan kain hitam ini memang bukan tongkonan yang sarat akan nilai-nilai luhur yang dikandungnya. Maklum, dekorasi rumah adat ini adalah etalase kaca dengan dereten pastry, penganan yang sama sekali tak punya kaitan dengan akar budaya Toraja. Apalagi di sisi-sisinya dipajang pula berbagai jenis roti yang menegaskan bangunan unik itu bagian dari sebuah tempat untuk menjajakan makanan dan minuman.

Tapi, meski tongkonan itu cuma bohong-bohongan, suasana Tator yang ingin dihadirkan terasa kental. Kehadiran berbagai foto hitam putih yang dipajang di dinding menggambarkan orang-orang Toraja, misalnya membuat nuansa Tator jadi lebih terasa. Apalagi ditambah dengan kehadiran pohon-pohon bambu buatan berdaun plastik, yang menjadi bagian dari nuansa pedesaan Tator. Kehadiran berbagai ukiran Toraja yang didominasi ragam hias geometris tetumbuhan meramaikan hampir keseluruhan struktur bangunan. Sebagian dinding dan tiang bagunan dilapisi kayu dipelitur coklat agak tua. Ada pula yang dilapisi oleh susunan panel relief kayu bercorak ukiran Toraja.

Tak ketinggalan meja-mejanya baik yang berbentuk bulat maupun persegi yang berada di bangunan utama maupun yang diletakkan di depannya, dipermanis dengan berbagai ukiran yang didominasi warna merah, putih, kuning, dan hitam. Dan sebagaimana lazimnya makan di alam terbuka, setiap meja yang berada di luar bangunan utama juga dipayungi oleh paying besar berwarna hijau.

Mau ngopi di dalam bangunan maupun di luar bangunan utama semuanya sama asiknya. Maklum, keduanya tetap menawarkan suasana yang serupa, yaitu interaksi yang teramat dekat dengan para pengunjung pusat perbelanjaan yang berlalu lalang di sekitarnya. Tak heran jika kenikmatan itu menjadi sedikit mahal. Soalnya, selain lidah, matapun ikut dimanjakan dengan kebebasan menyapu setiap jengkal area luar Tator.”Yang mahal itu viewnya, karenanya enak buat nongkrong”. Kata PR Officer PT Puri Intirasa.

Ngopi sembari ngerumpi di tempat nongkrong yang enak, memang pasangan yang tidak bisa dipisahkan. Oleh sebab itu butik ini kerap dijadikan ajang nongkrong menghabiskan waktu untuk bersantai. Diantara mereka yang datang sekitar 40 persen tamunya adalah ekspatriat dari Jepang, Korea, dan Eropa.

Maklum, selain bisa nongkrong dengan leluasa, mereka juga bisa memuaskan hasrat menyeruput kopi khas Tator yang nikmat hasil racikan Paulus Indra, sang pemilik butik ini. Menurut manager yang membawahi Tator, untuk menemukan rasa yang pas, sang bos telah melakukan serangkaian perjalanan pencicipan kopi hingga ke mancanegara.

Namun mereka yang kurang menggemari pure coffee dari Toraja itupun tak usah kuatir. Berbagai pilihan ramuan kopi lain juga disediakan untuk dinikmati. Selain itu, racikan kopi lebih ringan dengan bahan dasar kopi robusta yang diberi nama Tator house blend pun bisa dinikmati disini. Didalamnya tersedia berbagai pilihan, seperti black coffee dengan takaran reguler atau medium strong.

Juga tersedia espresso, racikan kopi arabica yang relatif lebih pekat dan kental dengan takaran single espresso atau double espresso. Penikmat coffee mix atau kopi campuran juga bisa memuaskan seleranya dengan “Tator” Ice Coffee, hasil campuran kopi, susu, dan gula yang diaduk menjadi satu. Cappucino, Café Latte, dan Mocca Coffee pula deretan pilihan kopi yang menyajikan rasa dan campuran kopi impor yang khas. Tak kalah unik adalah “Tator” Splash, yaitu kopi dan mocca yang disajikan dengan whipped cream, tepung coklat dan astor.

Bagaimana kalau kebetulan ada tamu yang sedang tak ingin minum kopi? Ya silahkan memilih aneka minuman lain yang juga tersedia disini. Diantaranya, aneka minuman teh. Mulai dari es teh biasa teh hijau, jasmine tea sampai teh rasa buah-buahan. Yang suka jus dan soft drink juga tak bakal kecewa, karena disini juga tersedia. Bahkan penggemar milkshake dan es krim pun bisa mencicipi minuman kesukaan mereka dengan pilihan rasa strawberry, vanilla, coklat dan pisang.

Aneka kudapan peneman minuman juga tersedia aneka rupa. Mulai dari yang rasanya manis sampai asin. Tapi, jangan harap bakal menemukan makanan berat atau kue tori, kudapan toraja yang ngetop itu di sini. Soalnya teman ngopi di tempat ini adalah aneka pastry ala barat hasil kreasi chef asal Austria. Beberapa diantara kudapan yang tersedia adalah Tator house tart dan avocado chocolate, yang tergolong hidangan manis. Serta aneka croissant, quiches, sandwich dan salad dari golongan hidangan asin.

SAJIAN UNIK KOPI TORAJA DENGAN TEKNOLOGI JEPANG

Kala membayangkan bakal menemui kopi Toraja berjenis Arabica yang terkenal dengan aroma dan rasanya itu disajikan dengan cara biasa, anda salah besar. Di Tator Coffee Boutique, minuman yang berkafein itu disajikan di depan tamu dengan alat yang bernama syipon. Alat ini menurut PR Officer PT Puri Intirasa, dibeli dari Jepang dengan harga berkisar Rp 1,2 juta per unit. Kendati demikian tak semua tamu asal Jepang tahu bahwa alat itu berasal dari negerinya.

Syipon tersusun dari sepasang labu kaca berukuran kecil yang dapat di susun atas bawah pada sebuah penyangga dari baja stainless. Labu yang berada di bagia atas disebut dengan upper, sementara bagian bawah disebut dengan lower.Tak ketinggalan sebuah kompor kecil berbahan bakar spiritus yang mudah terbakar namun apinya berwarna biru, untuk memanaskan air yang dituang di labu lower.

Menurut penjelasan salah seorang pelayan, bubuk kopi Toraja yang akan disajikan bagi tamu dituang di labu upper. Takarannya tergantung permintaan. Yang tak ingin terlalu kental, silahkan pilih takaran reguler. Sementara yang ingin sedikit lebih kental tersedia pilihan medium strong.

Setelah itu kompor kecil akan memanaskan air pada labu lower sampai air akan terserap ke atas menuju labu upper lalu melarutkan bubuk kopi. Pemanasan akan dihentikan saat air di labu lower habis terserap lalu dengan otomatis pula larutan kopi dan air di labu upper turun ke labu lower sebagai larutan yang telah tersaring. “Inilah sari pati dari kopi Toraja”.

Siap disajikan? Belum. Untuk menyajikannya ke dalam cangkir ada teknik tersendiri pula. Larutan kopi di labu dituang ke dalam cangkir dengan memberi jarak yang cukup jauh antara kedua wadah saat penuangan. Gunanya agar aroma kopi Toraja yang khas itu bisa keluar dan menyebar. Selanjutnya terserah tamu untuk memberi rasanya, kalau mau manis, maka diberi takaran gula secukupnya. Namun kalau sebaliknya, tinggal dinikmati dengan obrolan-obrolan yang menghangatkan suasana.

Agar acara mengobrol berjalan semakin nikmat, tidak ada salahnya memilih tator house tart dan avocado chocolate, dua jenis pastry andalan ini sebagai teman ngopi. Tator house tart adalah cake yang dibuat dari coffee cream dan dipermanis dengan peanut sponge. Avocade chocolate pula cake yang dibuat dari coklat dan alpukat yang lezat. “Avocado chocolate ini pasti habis tiap hari. Hal ini menggambarkan betapa cake yang satu ini menjadi primadona makanan di tempat itu.

Kalau bosan kue-kue manis, tamu juga bisa mencicipi aneka croissant, quiches, sandwich dan salad.Tinggal dipilih aneka isinya, mau daging sapi, ayam, keju, atau tuna. Kendati tak mengenyangkan, paduan makanan-makanan ini dengan aneka kopi juga bisa memberikan kombinasi yang pas. Apalagi ditambah pemandangan yang asyik, maka menikmati seduhan kopi Toraja dengan sandwich dari Eropa pun menjadi semakin nikmat. Ingin mencoba?oran Tempo, Minggu 16 Juni 2002

NGOPI SERASA DI TANAH TORAJA

Ngopi sembari ngerumpi di tempat nongkrong yang enak, memang pasangan yang tidak bisa dipisahkan. Oleh sebab itu butik ini kerap dijadikan ajang nongkrong menghabiskan waktu.

Kalau mendengan kata boutique, kita biasanya langsung teringat pada soal mode. Maklum butik menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia artinya toko tempat menjual pakaian dan perlengkapannya. Tapi, kalau masuk ke butik yang satu ini jangan harap bakal menemukan sepotong pakaian, bahkan secuil saputangan. Soalnya, Tator Coffee Boutique hanya menyediakan minuman kopi dan teman-temannya.

Sesuai dengan namanya, Tator yang merupakan kependekan dari Tanah Toraja, memang mengandalkan kopi asal Tator yang kenikmatannya sudah sampai ke mancanegara.

Menurut manager yang membawahi Tator, ada beragam kopi yang dikenal, seperti kopi dari Aceh, Medan, dan Lampung. Tapi, kopi Torajalah, katanya, yang paling digemari. “Rata-rata kopi yang dijual sebagai souvenir di mana-mana itu adalah kopi Toraja”, ujarnya.

Selain ingin menyuguhkan kenikmatan kopi asal Tator, butik ini juga ingin membawa suasana Tator yang asri ke Jakarta. Tak heran jika pemilik tempat ini membawa Tongkonan, rumah adat Tator, ke kawasan Plaza Senayan Jakarta tempat butik ini berada.

Tongkonan keci-kecilan yang terbuat dari paduan kayu dan kain hitam ini memang bukan tongkonan yang sarat akan nilai-nilai luhur yang dikandungnya. Maklum, dekorasi rumah adat ini adalah etalase kaca dengan dereten pastry, penganan yang sama sekali tak punya kaitan dengan akar budaya Toraja. Apalagi di sisi-sisinya dipajang pula berbagai jenis roti yang menegaskan bangunan unik itu bagian dari sebuah tempat untuk menjajakan makanan dan minuman.

Tapi, meski tongkonan itu cuma bohong-bohongan, suasana Tator yang ingin dihadirkan terasa kental. Kehadiran berbagai foto hitam putih yang dipajang di dinding menggambarkan orang-orang Toraja, misalnya membuat nuansa Tator jadi lebih terasa. Apalagi ditambah dengan kehadiran pohon-pohon bambu buatan berdaun plastik, yang menjadi bagian dari nuansa pedesaan Tator. Kehadiran berbagai ukiran Toraja yang didominasi ragam hias geometris tetumbuhan meramaikan hampir keseluruhan struktur bangunan. Sebagian dinding dan tiang bagunan dilapisi kayu dipelitur coklat agak tua. Ada pula yang dilapisi oleh susunan panel relief kayu bercorak ukiran Toraja.

Tak ketinggalan meja-mejanya baik yang berbentuk bulat maupun persegi yang berada di bangunan utama maupun yang diletakkan di depannya, dipermanis dengan berbagai ukiran yang didominasi warna merah, putih, kuning, dan hitam. Dan sebagaimana lazimnya makan di alam terbuka, setiap meja yang berada di luar bangunan utama juga dipayungi oleh paying besar berwarna hijau.

Mau ngopi di dalam bangunan maupun di luar bangunan utama semuanya sama asiknya. Maklum, keduanya tetap menawarkan suasana yang serupa, yaitu interaksi yang teramat dekat dengan para pengunjung pusat perbelanjaan yang berlalu lalang di sekitarnya. Tak heran jika kenikmatan itu menjadi sedikit mahal. Soalnya, selain lidah, matapun ikut dimanjakan dengan kebebasan menyapu setiap jengkal area luar Tator.”Yang mahal itu viewnya, karenanya enak buat nongkrong”. Kata PR Officer PT Puri Intirasa.

Ngopi sembari ngerumpi di tempat nongkrong yang enak, memang pasangan yang tidak bisa dipisahkan. Oleh sebab itu butik ini kerap dijadikan ajang nongkrong menghabiskan waktu untuk bersantai. Diantara mereka yang datang sekitar 40 persen tamunya adalah ekspatriat dari Jepang, Korea, dan Eropa.

Maklum, selain bisa nongkrong dengan leluasa, mereka juga bisa memuaskan hasrat menyeruput kopi khas Tator yang nikmat hasil racikan Paulus Indra, sang pemilik butik ini. Menurut manager yang membawahi Tator, untuk menemukan rasa yang pas, sang bos telah melakukan serangkaian perjalanan pencicipan kopi hingga ke mancanegara.

Namun mereka yang kurang menggemari pure coffee dari Toraja itupun tak usah kuatir. Berbagai pilihan ramuan kopi lain juga disediakan untuk dinikmati. Selain itu, racikan kopi lebih ringan dengan bahan dasar kopi robusta yang diberi nama Tator house blend pun bisa dinikmati disini. Didalamnya tersedia berbagai pilihan, seperti black coffee dengan takaran reguler atau medium strong.

Juga tersedia espresso, racikan kopi arabica yang relatif lebih pekat dan kental dengan takaran single espresso atau double espresso. Penikmat coffee mix atau kopi campuran juga bisa memuaskan seleranya dengan “Tator” Ice Coffee, hasil campuran kopi, susu, dan gula yang diaduk menjadi satu. Cappucino, Café Latte, dan Mocca Coffee pula deretan pilihan kopi yang menyajikan rasa dan campuran kopi impor yang khas. Tak kalah unik adalah “Tator” Splash, yaitu kopi dan mocca yang disajikan dengan whipped cream, tepung coklat dan astor.

Bagaimana kalau kebetulan ada tamu yang sedang tak ingin minum kopi? Ya silahkan memilih aneka minuman lain yang juga tersedia disini. Diantaranya, aneka minuman teh. Mulai dari es teh biasa teh hijau, jasmine tea sampai teh rasa buah-buahan. Yang suka jus dan soft drink juga tak bakal kecewa, karena disini juga tersedia. Bahkan penggemar milkshake dan es krim pun bisa mencicipi minuman kesukaan mereka dengan pilihan rasa strawberry, vanilla, coklat dan pisang.

Aneka kudapan peneman minuman juga tersedia aneka rupa. Mulai dari yang rasanya manis sampai asin. Tapi, jangan harap bakal menemukan makanan berat atau kue tori, kudapan toraja yang ngetop itu di sini. Soalnya teman ngopi di tempat ini adalah aneka pastry ala barat hasil kreasi chef asal Austria. Beberapa diantara kudapan yang tersedia adalah Tator house tart dan avocado chocolate, yang tergolong hidangan manis. Serta aneka croissant, quiches, sandwich dan salad dari golongan hidangan asin.

SAJIAN UNIK KOPI TORAJA DENGAN TEKNOLOGI JEPANG

Kala membayangkan bakal menemui kopi Toraja berjenis Arabica yang terkenal dengan aroma dan rasanya itu disajikan dengan cara biasa, anda salah besar. Di Tator Coffee Boutique, minuman yang berkafein itu disajikan di depan tamu dengan alat yang bernama syipon. Alat ini menurut PR Officer PT Puri Intirasa, dibeli dari Jepang dengan harga berkisar Rp 1,2 juta per unit. Kendati demikian tak semua tamu asal Jepang tahu bahwa alat itu berasal dari negerinya.

Syipon tersusun dari sepasang labu kaca berukuran kecil yang dapat di susun atas bawah pada sebuah penyangga dari baja stainless. Labu yang berada di bagia atas disebut dengan upper, sementara bagian bawah disebut dengan lower.Tak ketinggalan sebuah kompor kecil berbahan bakar spiritus yang mudah terbakar namun apinya berwarna biru, untuk memanaskan air yang dituang di labu lower.

Menurut penjelasan salah seorang pelayan, bubuk kopi Toraja yang akan disajikan bagi tamu dituang di labu upper. Takarannya tergantung permintaan. Yang tak ingin terlalu kental, silahkan pilih takaran reguler. Sementara yang ingin sedikit lebih kental tersedia pilihan medium strong.

Setelah itu kompor kecil akan memanaskan air pada labu lower sampai air akan terserap ke atas menuju labu upper lalu melarutkan bubuk kopi. Pemanasan akan dihentikan saat air di labu lower habis terserap lalu dengan otomatis pula larutan kopi dan air di labu upper turun ke labu lower sebagai larutan yang telah tersaring. “Inilah sari pati dari kopi Toraja”.

Siap disajikan? Belum. Untuk menyajikannya ke dalam cangkir ada teknik tersendiri pula. Larutan kopi di labu dituang ke dalam cangkir dengan memberi jarak yang cukup jauh antara kedua wadah saat penuangan. Gunanya agar aroma kopi Toraja yang khas itu bisa keluar dan menyebar. Selanjutnya terserah tamu untuk memberi rasanya, kalau mau manis, maka diberi takaran gula secukupnya. Namun kalau sebaliknya, tinggal dinikmati dengan obrolan-obrolan yang menghangatkan suasana.

Agar acara mengobrol berjalan semakin nikmat, tidak ada salahnya memilih tator house tart dan avocado chocolate, dua jenis pastry andalan ini sebagai teman ngopi. Tator house tart adalah cake yang dibuat dari coffee cream dan dipermanis dengan peanut sponge. Avocade chocolate pula cake yang dibuat dari coklat dan alpukat yang lezat. “Avocado chocolate ini pasti habis tiap hari. Hal ini menggambarkan betapa cake yang satu ini menjadi primadona makanan di tempat itu.

Kalau bosan kue-kue manis, tamu juga bisa mencicipi aneka croissant, quiches, sandwich dan salad.Tinggal dipilih aneka isinya, mau daging sapi, ayam, keju, atau tuna. Kendati tak mengenyangkan, paduan makanan-makanan ini dengan aneka kopi juga bisa memberikan kombinasi yang pas. Apalagi ditambah pemandangan yang asyik, maka menikmati seduhan kopi Toraja dengan sandwich dari Eropa pun menjadi semakin nikmat. Ingin mencoba?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar